Meskipun topografi wilayah Makkah Al-Mukarramah sangat rumit,
terutama kawasan-kawasan di sekitar Masjidil Haram, Raja Abdullah terus
berupaya mewujudkan perluasan terbesar Masjidil Haram sepanjang sejarah
Islam.
Tentunya, hal tersebut berkat pertolongan dan dukungan para ulama
dunia. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, Raja Abdullah menghancurkan
bangunan-bangunan di sebelah utara Masjidil Haram setelah memberikan
kompensasi kepada para pemilik bangunan.
Hal tersebut dilakukan demi perluasan Masjidil Haram, agar Arab Saudi
dapat menjalankan peran yang telah dibebankan kepadanya, karena
merupakan jantung dunia Islam.
Raja Abdullah memosisikan proyek perluasan Masjidil Haram ini sebagai
prioritas utama di Kerajaan Arab Saudi. Hal itu berpijak pada keyakinan
Arab Saudi bahwa Masjidil Haram merupakan amanah bagi negara kelahiran
Nabi Muhammad SAW tersebut. Karenanya, Arab Saudi memikul tanggungjawab
tersebut hingga Allah SWT memberikan taufik terhadap kepemimpinan negara
itu dengan kewajiban membiayai mega proyek tersebut.
Bangunan yang siap dibongkar |
Bangunan yang siap dibongkar |
Sebagai upaya merealisasikan hal tersebut, dalam beberapa tahun
terakhir saja, pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan biaya
lebih dari 70 miliar riyal Saudi ntuk perluasan Masjidil Haram di Makkah
dan Masjid Nabawi di Madinah. Perluasan dua Masjid Suci itu meliputi
pemindahtanganan hak milik tanah atau bangunan dengan cara kompensasi,
pengembangan jaringan pelayanan, terowongan, dan jalan raya.
Proyek perluasan dan pembangunan Masjidil Haram ini adalah wujud
deklarasi, kebanggaan, dan kesaksian bahwa mega proyek yang
dipersembahkan oleh Kerajaan Arab Saudi memiliki tujuan utama: melayani
Islam dan kaum Muslimin. Luas keseluruhan perluasan Masjidil Haram mencapai 76.000 meter
persegi, meliputi basement bawah, basement atas, lantai dasar (ground
floor), lantai satu, dan lantai teratas. Perluasan Masjidil Haram juga
termasuk pembangunan 18 pintu masuk biasa, ditambah pintu utama yang
disebut Bab Malik Fahd yang hampir sama dengan Bab Malik Abdul Aziz.
Juga meliputi pembangunan dua menara yang mirip dengan menara-menara
sebelumnya, pemasangan eskalator untuk jamaah yang hendak shalat di
lantai paling atas dan lantai satu, terutama bagi orang-orang yang sudah
lanjut usia.
Pembangunan tiga kubah yang luasnya mencapai 225 meter persegi dan
tempat lalu lalang orang-orang yang hendak melaksanakan shalat juga
menjadi bagian dari proyek perluasan masjid. Hal itu dimaksudkan agar
para jamaah merasa nyaman dan mudah keluar masuk Masjidil Haram.
Kemajuan
kadang memang harus dibayar mahal. Bahkan pasar malam, di mana para
jamaah bisa menjual barang-barang yang dibawanya, kini sudah tidak ada
lagi. Begitu juga dengan keluarga-keluarga di Makkah yang biasa
menyambut para jamaah haji, sudah tidak terlihat lagi sejak rumah-rumah
mereka digusur untuk perluasan Masjid Haram di era tahun 1970-an.
Gambar Rencana Bangunan Baru